BENARKAH ADAM MANUSIA PERTAMA? (KAJIAN ALQURAN)

http://kajian-ayat-quran.blogspot.com/ :BENARKAH ADAM MANUSIA PERTAMA? (KAJIAN ALQURAN) - Setelah kita mengetahui bahwa ternyata disetiap Planet itu juga bermasyarakat manusia seperti halnya yang ada di Bumi ini,maka kemudian muncul pertanyaan :”Lalu siapakah sebenarnya manusia pertama yang diciptakan Allah? “ Yang ada di Bumi ini atau mungkin yang ada di Planet lain ? Benarkah Adam itu sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah dijagad raya ini ?
Jawaban atas pertanyaan ini memang cukup rumit, karena keterangan Alqur’an tentang adanya makhluk manusia di Planet lain selain planet Bumi ini masih banyak diantara kita yang belum bisa menerima atau mempercayainya, termasuk didalamnya orang-orang Islam sendiri walaupun yang menerangkan adalah Alqur’an sebagai Kitab Suci umat Islam.
Hal demikian memang wajar-wajar saja,karena selama ini hampir mayoritas umat Islam sudah dimantapkan adanya suatu cerita walaupun keterangan yang disampaikan oleh orang yang dipercaya dikalangan umat Islam yaitu para Ustadz, Mubaligh atau yang disebut Kyai yang mempunyai pengaruh sangat besar dikalangan masyarakat baik masyarakat awam maupun para ilmuwan ataupun para Sarjana. Sehingga apapun yang dikatakan mereka seolah semuanya sudah dianggap kebenaran yang pasti,karena itu tidak seorangpun yang berani membantahnya.
Namun sebenarnya kalau orang mau secara cermat memperhatikan keadaan disekitar kita bahwa keilmuan manusia itu datang dari Allah dan dibukakan secara bertahap dan tidak sekaligus sejalan dengan kesanggupan manusia itu sendiri dalam melakukan penelitian dan pengkajian serta mempelajari tentang berbagai hal yang kemudian akan dibukakan Allah melalui pemahamannya itu.
Sekarang ini Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi telah berkembang sangat pesat bahkan lebih cepat dari pemikiran orang-orang yang menemukan Tekhnologi itu sendiri. Bayangkan saja dalam kondisi biasa orang bisa bicara dengan orang lain diberbagai belahan Bumi ini dengan alat yang kelihatannya sangat sederhana seperti Hand Pone dan banyak alat-alat canggih lainnya yang sulit dipahami dengan cara berpikir asal-asalan,tetapi harus dengan pemikiran secara serius.
Selama ini juga banyak diantara kita yang kurang serius dalam memikirkan Petunjuk Allah yanag berupa Kitab Suci Alqur’an yang merupakan Wahyu yang datang dari Allah serta telah menerangkan berbagai persoalan, namun kenyataannya banyak diantara kita umat Islam sendiri yang masih meragukan tentang kemampuan Alqur’an, terbukti banyak diantara saudara kita yang menganggap bahwa Alqur’an itu masih wungkul, mentah, kurang lengkap dan yang lain maka akibatnya Alqur’an ditinggalkan.
Disamping itu orang mengira bahwa Alqur’an dianggap hanya menerangkan tentang Ibadah saja, padahal sesungguhnya Alqur’an itu banyak menerangkan tentang Ilmu Pengetahuan tingkat tinggi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Allah menerangkan bahwa manusia itu berasal dari  ‘DIRI YANG SATU’ yang kemudian atas ketentuan Allah berkembang biak menjadi berbagai bangsa, dengan bermacam bahasa dan warna kulit sebagaimana keadaannya sekarang ini.
Namun demikian ada juga yang berpendapat bahwa manusia itu adalah hasil evolusi monyet, walaupun pendapat itu hanyalah dugaan tanpa dasar yang jelas, akan tetapi nyatanya banyak juga yang mempercayainya terutama masyarakat Barat.
Untuk penganalisaan secara ilmiah tentang kejadian manusia mestilah harus ditanyakan kepada yang menciptakan manusia itu sendiri yaitu Allah Swt. Sedangkan semua keterangan yang bisa menjawab semua pertanyaan itu Allah telah menerangkan secara keseluruhan dalam Kitab Suci Alqur’an.
Ada beberapa istilah dalam Alqur’an yang harus dipahami secara cermat dan hati-hati,yaitu istilah yang berkaitan dengan asal-usul manusia pertama,baik menurut pendapat masyarakat pada umumnya maupun masyarakat Islam sendiri. Karena faktanya dilapangan banyak istilah-istilah yang berkembang dan sudah dianggap benar tetapi setelah diteliti berdasarkan Ilmu Pengetahuan ternyata tidak sesuai.
Padahal kalau orang suka berpikir dengan hati yang jernih bahwa tidak mungkin kalau semua keterangan Alqur’an itu bertentangan dengan Ilmu Pengetahuan, karena dia adalah merupakan Petunjuk termasuk didalamnya tentang Ilmu Pengetahuan itu.
Maka kalau ada keterangan tentang Alqur’an dan tidak sesuai dengan Ilmu Pengetahuan maka hendaklah kita mengadakan koreksi ulang pastilah disana ada hal-hal yang belum sesuai dengan yang dimaksudkan Allah.
Banyak Ayat dalam AlQur’an bahwa yang ada kehidupan itu hanyalah di samawat dan Bumi. Lalu apakah samawat itu langit ? Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan itu, AlQur’an menjelaskan, karena kadang istilah bahasa yang dimaksudkan oleh Allah tidak sesuai dengan yang dipahami oleh bahasanya manusia.
Untuk mendapatkan pengertiannya, maka Allah menjelaskan dengan Ayat yang lain yang berkaitan dan saling menerangkan. Itulah pemahaman AlQur’an secara tematis. Dalam AlQur’an jarang sekali satu Ayat menerangkan berbagai persoalan, tetapi dengan diterangkan dalam Ayat lain yang letaknya berjauhan.
Perhatikan Ayat berikut :
Surat Ali Imran (3) Ayat 83 :
Apakah selain Diin (Agama) Allah yang mereka cari ? Padahal bagi-NYA telah Islam orang-orang di samawat dan di Bumi dengan patuh dan terpaksa, dan kepada-NYA mereka dikembalikan.
Surat An nahl (16) Ayat 49 :
Dan untuk Allah bersujud apa yang di samawat dan apa yang di Bumi dari dabbah (makhluk berjiwa) dan Malaikat, dan mereka tidak menyombongkan diri.
Istilah dabbah silahkan periksa Surat Asy Syura (42) Ayat 29, Surat An Nuur (24) Ayat 45, Surat Al Anfal (8) Ayat 22 dan Surat Al Anfal (8) Ayat 55.
Kalau dilihat dalam Kamus, maka dabbah adalah binatang melata. Kalau sekiranya binatang melata bisa hidup di samawat, tentu saja makhluk lain termasuk manusia juga bisa hidup disana. Padahal dalam Surat An Nuur (24) Ayat 45, dinyatakan bahwa dabbah itu terdiri dari yang berjalan atas perutnya, yang berjalan dengan dua kaki dan yang berjalan dengan empat kaki. Itulah sebabnya pemahaman tentang suatu Ayat hendaklah dikorelasikan dengan Ayat lain, barulah akan membentuk pengertian yang jelas.
Tentang samawat AlQur’an memberikan penjelasan tersendiri, dan setelah diperhatikan dia bukan langit. Dan seluruh AlQur’an menerangkan bahwa yang ada kehidupan hanyalah samawat dan Bumi. Kalau samawat selalu disejajarkan dengan Bumi, tentu saja mempunyai makna yang bersamaan. Sedangkan di Matahari, Bintang-bintang, Bulan (Qomar) tidak pernah diterangkan adanya kehidupan itu.

BENARKAH NABI ADAM MANUSIA PERTAMA?
Al Qur’an tidak pernah menyebut secara eksplisit bahwa nabi Adam adalah manusia pertama. Demikian pula istrinya, bukanlah manusia kedua yang diciptakan setelah Adam. jika ada orang yang meyakini adam sebagai manusia pertama yang diciptakan itu hanya bedasar kitab hadist nabi yg nabi muhammad sendiri tidak tahu-menahu soal kitab hadist nabi ini, meskipun kitab hadist nabi ini mengatas namakan ucapan yg berasal dari nabi. Dan pemahaman adam adalah manusia pertama merujuk beberapa ayat alquran yang ditafsirkan oleh pemikiran si ahli tafsir itu sendiri dan tentu saja merujuk kitab hadist nabi tadi. yang dimana sebenarnya dalam ayat-ayat tersebut tidak ada kata yang merujuk pada diri nabi adam.
kata-kata dalam ayat alquran yang merujuk pada Manusia pertama  terdapat pada surat al-araf: 189 (7:189)
"DIA-lah yang menciptakan kamu dari diri yang satu, dan DIA jadikan daripadanya pasangannya, agar dia tinggal bersamanya. Maka tatkala (pasangan itu) menutupinya (nafshin wahidatin), hamilah dia (diri yang satu itu) dengan kandungan yang ringan, berlalulah dia denganya. Maka ketika telah memberat (kandungannya), keduanya menyeru Allah Tuhan mereka: "sekiranya Engkau berikan kami anak yang soleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur (menghargai)".

Lihat dan pelajari dengan SEKSAMA frase2 kata di ayat tersebut. Dari ayat tersebut tidak merujuk pada nabi adam dan hawa. Malah dari ayat itu bisa kita ketahui bahwa manusia pertama yang di ciptakan adalah WANITA. dan dari nafshin wahidah ini di jadikanlah pasangannya. dan ketika pasangannya ini menutupi (menggauli) nafshin wahidatin (diri yg satu/manusia pertama) maka hamilah dia (nafshin wahidatin ini hamil).
lalu liat Ayat 3/59 : Bahwa pemisalan Isa pada ALLAH seperti pemisalan Adam, DIA menciptakannya dari sari tanah, kemudian DIA katakan “Adalah” maka adalah dia.
sedangkan permisalan nabi adam seperti permisalan nabi isa.
- nabi isa lahir tanpa bapak (ibunya hamil tanpa melakukan hubungan suami istri), tentu saja nabi adam lahir dari ibu yang hamil tanpa melakukan hubungan suami istri.
- Ayat ini menerangkan pemisalan Isa sama dengan pemisalan Adam, yaitu pemisalan yang sama bertimbal balik. Keduanya sama diciptakan ALLAH dari sari tanah, yaitu dari makanan yang mulanya bertumbuh di tanah, kemudian berproses dalam rahim ibu masing-masingny
a. Kalau Adam dari sari tanah, maka isa pun dari sari tanah, dan kalau Isa dilahirkan ibunya (Ayat 3/47) maka juga Adam dilahirkan ibunya (Ayat 7/11)
Sedangkan manusia pertama di ciptakan dari THIIN (apa itu THIIN? kita bahas lebih detail lagi di lain kesempatan).
 Hal ini sesuai dengan ilmu sains yaitu partogenesis (hamil tanpa melakukan hubungan suami istri).

dari berbagai ayat tentang permisalan adam dan nabi isa ini, sbb:

Ada beberapa ayat yang berhubungan dengan masalah ini, diantaranya :
Ayat 4/
158 : Tetapi ALLAH mengangkatkannya kepada-NYA (berangkat dari Bumi ke tempat lain) dan adalah ALLAH itu Mulia Bijaksana.
Ayat 23/50 : Dan KAMI jadikan anak Maryam itu dan ibunya (Isa Almasih dan Maryam) suatu pertanda, dan KAMI lindungkan keduanya kepada tanah subur (planet) yang mempunyai perwujudan dan pancaran.
Ayat 3/55 : Ketika ALLAH berkata : "Hai Isa, bahwa AKU akan memindahkan engkau dan mengangkatkan engkau kepada-KU serta menyucikan engkau dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti engkau di atas orang-orang kafir sampai hari Kiamat. Kemudian kepada AKU tempat kembalimu lalu AKU hukum diantara kamu tentang apa yang kamu perselisihkan"
Ayat 3/59 : Bahwa pemisalan Isa pada ALLAH seperti pemisalan Adam, DIA menciptakannya dari sari tanah, kemudian DIA katakan “Adalah” maka adalah dia.
Ayat ini menerangkan pemisalan Isa sama dengan pemisalan Adam, yaitu pemisalan yang sama bertimbal balik. Keduanya sama diciptakan ALLAH dari sari tanah, yaitu dari makanan yang mulanya bertumbuh di tanah, kemudian berproses dalam rahim ibu masing-masingnya. Kalau Adam dari sari tanah, maka isa pun dari sari tanah, dan kalau Isa dilahirkan ibunya (Ayat 3/47) maka juga Adam dilahirkan ibunya (Ayat 7/11).
Dalam masalah pemindahan Isa Almasih ke planet di bawah orbit Bumi, juga berdasarkan petunjuk ayat di atas.
Adam dipindahkan/diturunkan dari Muntaha (Planet terpinggir) ke Bumi (ayat 2/36) untuk menjadi khalifah sekaligus sebagai nenek moyang manusia Bumi (Ayat 2/30), dengan kausalita Adam melanggar batas yang ditentukan ALLAH, yaitu agar tidak campur dengan istrinya (Ayat 2/36), dan pelanggaran itu menjadi pertanda bahwa ADAM sudah dewasa untuk menjadi khalifah dan manusia pertama di Bumi.
Sedangkan Isa dipindahkan/diturunkan dari Bumi ke planet di bawah orbit Bumi (Ayat 23/50)
Ayat 23/50 : Dan kami jadikan anak Maryam dan ibunya suatu pertanda, dan KAMI lindungkan keduanya kepada tanah subur (planet lain) yang punya perwujudan serta pancaran air.
Kausalita yang disediakan ALLAH dalam peristiwa ini adalah adanya rencana tentara Romawi untuk membunuh Isa dengan melalui penyaliban, ternyata ALLAH menyelamatkan sebagaimana tercantum dalam Ayat 4/157
Ayat 4/157 : Dan perkataan mereka : “Bahwa kami telah membunuh Almasih Isa anak Maryam Rasul ALLAH”, dan tidaklah mereka membunuhnya dan tidaklah mereka menyalibnya, akan tetapi disamarkan untuk mereka, dan bahwa orang-orang yang berselisih tentangnya akan berada dalam keraguan mengenai dia. Tidak ada bagi mereka ilmu mengenai itu kecuali mengikuti dugaan dan tidaklah mereka membunuhnya dalam kepastian.
Ayat 4/158 : Tetapi ALLAH mengangkatkannya kepada-NYA (berangkat dari Bumi ke tempat lain) dan adalah ALLAH itu Mulia Bijaksana.
Ayat 3/55 : Ketika ALLAH berkata : “Hai Isa, bahwa AKU memindahkan engkau dan mengangkatkan engkau kepada-KU serta menucikan engkau dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti engkau di atas orang-orang kafir sampai hari Kiamat. Kemudian kepada AKU tempat kembalimu lalu AKU hokum diantara kamu tentang apa yang kamu perselisihkan
Pemahaman ALLAH telah mengangkat Isa Almasih kepada-NYA, bukan berarti Isa Almasih bersama-sama berdampingan dengan ALLAH, tetapi diangkatkan/dipindahkan ke tempat lain di mana juga berlaku kekuasaan dan hukum ALLAH, artinya dipindahkan ke planet lain sesuai dengan ketentuan yang telah ALLAH tetapkan. Hal demikian juga bisa dipelajari dari Ayat 29/26 (menyatakan Ibrahim pindah) kepada ALLAH, dan Ayat 37/99 (menyatakan Ibrahim pergi kepada ALLAH). Pindah atau pergi kepada ALLAH berarti pindah dan pergi ke planet lain di mana juga berlaku kekuasaan dan hukum ALLAH.
Kita harus meyakini bahwa ALLAH senantiasa berada dalam Ghaib, dan manusia tidak akan pernah bisa melihat apalagi berdampingan dengan ALLAH. Karenanya menurut Ayat 23/50 bahwa Isa Almasih dan ibunya dipindahkan ke tanah subur (planet lain) yang mempunyai perwujudan dan pancaran air.
Kenapa Isa harus dipindahkan ke planet lain, tentunya sesuai dengan rencana ALLAH bahwa Isa akan dijadikan khalifah sekaligus sebagai nenek moyang manusia planet tersebut, sebagaimana tercantum pada Ayat 3/59 ……. Adam diturunkan dari Muntaha ke Bumi, Isa juga diturunkan dari Bumi ke planet di bawah orbit Bumi.
Kapan pemindahan isa ini ?. Tentunya setelah terjadi penyaliban sebagaimana tercantum pada Ayat 4/157, pastinya harus berlangsung “siang hari”.
Kendaraan apa yang digunakan ?. Meskipun Alquran tidak memberikan keterangan, tentunya sama dengan yang digunakan Adam, Ibrahim dan Muhammad, yaitu Mar’a dengan konstruksi ciptaan ALLAH.
Seperti apa kendaraannya ?. Hanya beliau-beliaulah yang tahu.
Hendaknya kita hati-hati dalam menelusuri terjemah Ayat-ayat Quran dalam hal penciptaan manusia ...... istilah-istilah yang digunakan pada ayat-ayat tersebut hanya ada dua yaitu THIIN (Ayat 3/49, 6/2, 7/12, 23/12, 32/7, 37/11, 17/61) dan TURAAB (Ayat 3/59, 18/37, 30/20, 35/11).
Perlu dibedakan antara thiin dan turrab ;
Thiin adalah 'batuan tanah', ada pula yang berarti meteor (ayat 17/61), sedangkan Turaab adalah 'sari pati tanah/unsur hara tanah'.
Jadi keliru kalau ada pendapat bahwa manusia diciptakan dari tanah.
Lantas .... Tidak ada ayat Alquran yang menunjukan bahwa ALLAH menciptakan 'Hawa' dari tulang rusuk Adam, kecuali adanya di Genesis.
Hanya ada satu ayat suci yang menunjukan ALLAH mulai menciptakan manusia (pertama) dari thiin yaitu Ayat 32/7 yang artinya ; Yang membaikkan sesuatu yang DIA ciptakan, dan DIA memulai penciptaan manusia dar thiin

dari ayat-ayat tersebut bisa disimpulkan bahwa:
nabi adam bukanlah manusia pertama yang diciptakan di alam semesta, tapi manusia pertama yang diutus di bumi.



RELATED POST :

- UFO DI PLANET LUAR BUMI MENURUT ALQURAN (KAJIAN ALQURAN) BAGIAN: 1 

- UFO DI PLANET LUAR BUMI MENURUT ALQURAN (KAJIAN ALQURAN) BAGIAN: 2 

- UFO DI PLANET LUAR BUMI MENURUT ALQURAN (KAJIAN ALQURAN) BAGIAN: 3 

- UFO DI PLANET LUAR BUMI MENURUT ALQURAN (KAJIAN ALQURAN) BAGIAN: 4 

- UFO DI PLANET LUAR BUMI MENURUT ALQURAN (KAJIAN ALQURAN) BAGIAN: 5 

- Apakah assunah itu hadist nabi atau hadist nabi itu pasti assunnah? sebenarnya kita ini di suruh mengikuti hadist nabi atau assunnah?
ARTI HADIST NABI DAN MAKNA ASSUNNAH (KAJIAN ALQURAN)

- ALQURAN SEBAGAI SATU-SATUNYA PETUNJUK YANG PALING HAQ (logis,benar,lurus) dalam KAJIAN ALQURAN.


0 komentar