BAGIAN: 2
http://kajian-ayat-quran.blogspot.com/ : MASYARAKAT MANUSIA DI PLANET LUAR BUMI MENURUT ALQURAN - Memang dalam menanggapi keterangan yang sangat
mengejutkan ini haruslah dengan kejernihan hati, dan jangan ditanggapi
dengan keangkuhan kepala (otak), dengan hati yang jernih, maka kepala
pun akan dingin. Ada beberapa hal yang perlu dipahami secara cermat dan
hati-hati agar kita benar-benar memperoleh pengertian yang sewajarnya
dan dimengerti oleh semua pihak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
Pengertian tentang DUNIA.
Pengertian tentang SAMA’/SAMAWAT.
Pengertian tentang DABBAH.
DUNIA
Selama
ini orang menganggap seolah-olah yang dimaksud dunia ini hanyalah Bumi
ini saja, padahal dunia itu begitu luasnya, sedangkan Bumi ini hanyalah
merupakan debu yang sangat kecil jika dibandingkan dengan dunia. Dunia
adalah semesta raya ini dan bukannya hanya Bumi saja, karena itu kalau
kita sering mendengar bahwa dunia ini nantinya akan dihancurkan pada
hari kehancuran total dengan istilah “Yaumus Sa’ah”, maka yang
dihancurkan bukan hanya Bumi ini, tetapi seluruh jagad raya yang ada di
semesta ini.
Semesta raya ini terdiri dari milyaran Bintang, setiap
Bintang di angkasa merupakan satu solar sistem (Tata Surya). Oleh karena
itu hendaklah kita merubah cara berpikir dalam memahami suatu persoalan
sehingga pengertian itu bisa diterima oleh pikiran secara wajar dan
sejalan dengan ilmu pengetahuan.
Informasi yang selama ini telah
berkembang di kalangan masyarakat, baik masyarakat Islam maupun umum
bahwa Hari Qiyamat itu adalah hari kehancuran total, padahal pengertian
seperti itupun harus diadakan koreksi, agar bisa dipahami secara
rasional. Sehubungan dengan hari kehancuran total ada dua istilah yang
harus dipahami dengan hati yang jernih yaitu: Yaumul Qiyamah dan Yaumus
Sa’ah. Qiyam artinya “berdiri” sedangkan Sa’ah artinya “waktu”. Maka
Hari Qiyamat adalah suatu hari berdiri atau hari kebangkitan di akhirat
nanti, maka dia bukanlah hari kehancuran total. Sedangkan Sa’ah yaitu
hari dimana yang hidup ini akan mati, termasuk dunia atau jagad raya ini
akan dihancurkan maka itulah yang dimaksud dengan Yaumus Sa’ah atau
hari kehancuran total tadi. Maka antara Hari kehancuran total dengan
hari kiamat jelas waktunya sangat berbeda. Pemahaman demikian juga
termasuk point tentang pengertian suatu istilah dalam Ayat Al Qur’an.
Jika dalam memahami suatu istilah kurang tepat maka akan terjadi
kesalahan dalam penentuan kesimpulan.
Maka semakin jelas bahwa yang
dimaksud dengan DUNIA adalah semesta raya ini atau jagad raya ini dan
bukan Bumi ini saja. Sebagai bahan penganalisaan perhatikan petunjuk
Allah dalam surat Al-Mulk (67) ayat 5 berikut ini :
Terjemahan Departemen Agama RI. Pelita II/1977-1978:
Sesungguhnya
kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami
jadikan bintang-bintang itu alat pelempar setan. Dan Kami sediakan
mereka siksa Neraka yang menyela-nyala.
Terjemahan Lembaga Percetakan Al Qur’an Raja Fahd di Madinah al Munawarah; Surat Mulk ayat 5, hal 956:
Sesungguhnya
Kami telah menghiasai langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami
jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami
sediakan bagi mereka siksa Neraka yang menyala-nyala.
Selanjutnya terjemahan Proff. Mahmud Yunus, penerbit Alma ‘Arif, Bandung:
Sesungguhnya
Kami hiasi langit yang hampir ke dunia dengan beberapa pelita
(bintang-bintang) dan Kami jadikan tahi-tahi bintang untuk pelempar
syetan-syetan, dan Kami sediakan untuk mereka siksa neraka.
Secara
wajar Ayat tersebut sebaiknya diartikan sebagai berikut: “Dan sungguh
Kami hiasi ANGKASA DUNIA = angkasanya semesta raya (langitnya semesta
raya ini) dengan bintang-bintang (pelita-pelita) dan Kami jadikan dia
(bintang-bintang itu) ancaman (rujuman) bagi setan-setan. Dan kami
sediakan atas mereka siksa yang membakar”.
Jika “sama’a dunya”
diartikan dengan “langit yang dekat dengan Bumi” atau “langit yang
hampir ke dunia” maka langit manakah yang jauh dari dunia, atau bahkan
pengertian dunia seolah-olah hanyalah Bumi ini. Maka semestinya dia
harus diartikan “angkasa dunia”, dia adalah angkasanya atau langitnya
semesta raya ini dan bukan hanya langitnya Bumi.
Jadi petunjuk Allah
pada surat Al-Mulk (67) ayat 5 tersebut diatas memberikan penjelasan
kepada manusia bahwa semua bintang-bintang itu merupakan hiasan yang
sangat indah yang ada di angkasa atau langitnya dunia atau langitnya
semesta raya. Coba perhatikan ketika malam hari betapa jumlah bintang
yang milyaran itu tak terhitung banyaknya, sangat indah menghiasi
angkasa (langit) di semesta raya jika dipandang dari Bumi maupun dari
planet lain. Semua bintang itu tidak hanya diatas Bumi saja tetapi
tersebar di seluruh jagad raya, maka benarlah kalau demikian bahwa yang
dimaksud dengan dunia adalah seluruh jagad raya ini, karenanya kalau
nanti dunia akan dihancurkan pada Hari Sa’ah adalah seluruhnya bukan
hanya Bumi.
Kemudian dalam Ayat tersebut diatas dijelaskan bahwa
bintang-bintang itu merupakan ancaman bagi setan-setan, tentunya nanti
di Akhirat dan bukannya sebagai pelempar setan. Kapan Allah pernah
melempar setan dengan bintang yang sangat besar itu? Padahal keadaan
bintang itu sama dengan Surya (Matahari) kita, maka setan mana yang
dilempar dengan benda sebesar itu. Untuk memahami pengertian tentang
setan maka perhatikanlah petunjuk Allah berikut ini:
Surat Al-Baqoroh (2) ayat 14
Dan
bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka
mengatakan: “Kami telah beriman.” Dan bila mereka berlalu kepada
syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami bersama
dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.
Surat Al-An’am (6) ayat 112
Dan
demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian
mereka mewahyukan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang
mewah fatamorgana. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak
mengerjakannya, maka biarkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
Dari
dua ayat diatas dapat dipahami bahwa setan itu adalah terdiri dari
setan jin dan setan manusia, maka dia adalah sifat yang dimiliki oleh
jin dan manusia yang senantiasa melanggar atau menolak hukum-hukum
Allah, karena itu setan-setan itu diancam dengan Neraka (API) tetapi itu
baru ancaman, dan pelaksanaannya adalah nanti di Akhirat. Tentunya yang
berlaku bagi manusia bukanlah setan jin tetapi setan manusia, karena
itu banyak Ayat yang menyatakan bahwa setan itu adalah musuh nyata
bagimu, artinya setan itu nyata dan kongkrit berupa setan manusia yang
senantiasa menentang hukum Allah dan mengajak manusia lain untuk kafir
atau menolak.
Maka yang dimaksud dengan dunia bukanlah hanya Bumi
ini tetapi seluruh semesta atau jagad raya. Kalau ada orang mengatakan
bahwa hidup di dunia ini, berarti hidup di jagad raya ini dan bukan
hanya di Bumi saja. Kalau dunia akan dihancurkan, maka yang dihancurkan
bukan hanya Bumi ini saja tetapi seluruh semesta. Sedangkan Bumi ini
hanyalah salah satu planet dari anggota Tata Surya kita, sedangkan Tata
Surya kita ini hanyalah merupakan gugus Bima Sakti berarti hanya bagian
kecil dari Bima Sakti itu.
Coba kita perhatikan ada berapa Galaksi di
angkasa itu yang di dalamnya ada milyaran bintang-bintang, untuk apa
semua itu diciptakan Allah kalau dibiarkan kosong tanpa penghuni,
Mubazirkan ? padahal semua itu diciptakan Allah bukan untuk main-main ?
SAMA’/SAMAWAT
Memang
benar bahwa berdasarkan arti bahasa bahwa Samawat adalah bentuk jamak
dari Sama’ yang pada umumnya diartikan “langit” atau “angkasa”. Namun
sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka sama’
belum tentu selalu berarti langit. Sedangkan yang dimaksud langit adalah
awang-awang kosong begitu luasnya. Tiap-tiap planet memiliki langit,
sedangkan planet-planet itu tak terhitung jumlahnya di semesta raya ini.
Di dalam wilayah Tata Surya kita saja ada 10 planet dan baru 9 yang
diketemukan dan masing-masingnya memiliki langit.
Sebagai ilustrasi
kami berikan keterangan lain yang hampir mempunyai nilai pandang yang
sama. Kalau orang membuat balai untuk tempat tidur yang terbuat dari
kayu biasa (bukan Spring Bed) maka ketika tempat tidur itu dipasang,
dibawahnya ada suatu ruangan yang biasa disebut “kolong” atau orang Jawa
bilang “longan”. Ketika orang sedang membuat balai tempat tidur tadi,
maka dia sama sekali tidak merencanakan untuk membuat kolong atau longan
tadi. Tetapi setelah tempat tidur itu dipasang maka mau tidak mau
longan atau kolong itu pasti jadi dengan sendirinya. Dan kalau tempat
tidur itu dibongkar maka longan tadi pun akan hilang dengan sendirinya.
Ilustrasi
ini seperti halnya langit tadi. Ketika dulunya semesta raya ini belum
ada yang ada hanyalah kekosongan, dan tidak ada yang namanya langit.
Tetapi setelah Allah menciptakan seluruh bintang dan planet-planet itu
maka muncullah yang namanya langit tadi. Akan tetapi kalau nantinya
Allah menggulung semua benda-benda angkasa itu maka yang disebut langit
itu akan lenyap dengan sendirinya. Maka Allah tidak pernah menciptakan
langit, karena langit itu ada dengan sendirinya. Demikian juga orang
yang membuat tempat tidur tadi tidak pernah membuat longan tetapi jadi
dengan sendirinya ketika tempat tidur itu dipasang. Itulah gambarannya
langit menurut logika dan juga menurut Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Berdasarkan keterangan para ahli astronomi/ahli ruang angkasa bahwa langit Bumi ini saja ada tiga lapis:
Lapisan s.d. 11 mil di atas Bumi disebut TROPOSFIR/ATMOSFIR.
Lapisan 11 s.d. 300 mil di atas Bumi disebut STRATOSFIR.
Lapisan di atas 300 mil disebut : IONOSFIR.
Kesemuanya
itu disebut dengan “LANGIT” yang menurut Al Qur’an disebut: SAMA’.
Sekiranya orang mau memperhatikan Ayat-ayat Al Qur’an maka masing-masing
istilah Sama’ ternyata mempunyai arti yang berbeda satu sama lain.
Tetapi dalam memahami pengertian ini hendaknya dengan kejernihan hati,
sehingga pikiran menjadi tenang.
Surat Al-An’am (6) ayat 99
DIA-lah yang menurunkan air (hujan) dari sama’ (atmosfir) lalu Kami keluarkan dengannya tetumbuhan…
Surat Al-Baqoroh (2) ayat 29
DIA-lah
yang menciptakan untukmu apa-apa di Bumi semuanya, kemudian
menyelesaikan atas sama’ (Tata Surya) lalu DIA sempurnakan tujuh Samawat
(planet-planet) dan DIA mengetahui tiap sesuatu.
Surat An-Nahl (16) ayat 79
Tidaklah
mereka memperhatikan pada yang melayang diedarkan pada kekosongan
angkasa (yaitu Tata Surya), tiada yang menahan kecuali DIA (ALLAH).
Bahwa pada yang demikian merupakan Ayat bagi kaum yang beriman.
Surat Al-Furqon (25) ayat 25
Dan pada hari terpecah sama’ (Tata Surya) dengan bencana besar dan diturunkan Malaikat dengan turunnya.
Surat Fushilat (41) ayat 11
Kemudian
menyelesaikan atas sama’ (Tata Surya) dan dia berupa gumpalan api
(waktu itu) lalu DIA katakan padanya (sama’) dan pada Bumi, datanglah
(berfungsilah) secara patuh atau terpaksa. Keduanya berkata: “kami
datang secara patuh (berfungsi menurut orbitnya masing-masing).
Kalau diperhatikan, maka sama’ mempunyai berbagai arti:
Sama’ bisa berarti atmosfir.
Sama’ bisa berarti Tata Surya.
Sama’ bisa berarti semesta raya ini.
Sama’ bisa berarti angkasa/langit.
Kalau
kita perhatikan dengan seksama maka: Surat Al-An’am (6) ayat 99,
menyatakan bahwa hujan diturunkan dari sama’, maka dia pasti turun dari
atmosfir. Karena tidak mungkin hujan itu turun dari stratosfir apalagi
dari ionosfir.
Surat Al-Baqoroh (2) ayat 29 dinyatakan bahwa Bumi
ini banyak dengan istilah “Ardhu jami’an” (Bumi semuanya), sebab kalau
Bumi hanya satu tidak mungkin dikatakan semuanya. Kemudian dinyatakan
diselesaikan atas sama’ berarti Bumi yang jumlahnya banyak itu menjadi
satu susunan sama’ yang mestilah satu Tata Surya, dengan keterangan ada
tujuh Samawat (planet-planet) di atas Bumi ini. Maka sama’ pada ayat ini
berarti adalah Tata Surya.
Surat An-Nahl menyatakan benda yang
melayang pada(16) ayat 79 yang kekosongan angkasa berarti adalah
seluruh benda-benda angkasa atau Tata Surya itu memang melayang yang
diedarkan pada kekosongan angkasa berarti di semesta raya itu, maka
sama’ disini adalah semesta raya. Surat denganAl-Furqon (25) ayat 25
menyatakan : “Pada hari terpecah sama’ bencana besar, ….. maka sama’
pada Ayat tersebut tidak mungkin diartikan “langit” yang terpecah, tapi
yang terpecah adalah Tata Surya itu. Yaitu pada saat terjadinya bencana
besar (kehancuran total) maka seluruh Tata Surya itu akan terpecah
susunannya, tidak beraturan karena adanya benturan dan goncangan yang
sangat dahsyat waktu itu. Maka seluruh Tata Surya akan tidak berfungsi
sebagaimana mestinya akibat adanya benturan dan goncangan tadi, semuanya
menjadi kacau balau, terpecah dan tidak teratur.
Surat Fushilat
(41) ayat 11 Allah menyelesaikan Sama’ yang berupa gumpalan api
(dukhonun) waktu itu. Hal ini lebih jelas lagi bahwa langit tidak
mungkin berupa gumpalan api, karena yang namanya gumpalan api pastilah
benda kongkret. Maka dia adalah Tata Surya yang memang wajar pada
putaran pertama berupa gumpalan api (2000 tahun pertama) dan kemudian
mendingin setelah 4 hari atau 4000 tahun kemudian, setelah itu berfungsi
sebagaimana mestinya, maka Tata Surya termasuk Bumi ini berproses
selama 6 hari (fii sittati ayyam) (lihat petunjuk Allah pada surat Hud
(11) ayat 7, dan surat As-Sajdah (32) ayat 4-5). Lalu kenapa Samawat
diartikan planet-planet? Padahal Samawat adalah bentuk jamak dari sama’.
Sudah dijelaskan didepan bahwa memang sama’ tidak selalu berarti
langit, tetapi ternyata mempunyai beberapa arti. Tetapi Samawat memang
seharusnya berarti planet-planet. Untuk lebih jelasnya marilah kita
lihat Ayat berikut ini:
*Surat At-Tholaaq (65) ayat 12
Allah
yang menciptakan tujuh Samawat, dan dari Bumi ini permisalannya
(persamaannya). Akan naik turun (simpang siur) urusan antara keduanya
(Samawat dan Ardh) agar kamu ketahui bahwa Allah menentukan tiap sesuatu
dan Allah sungguh menguasai ilmu tiap sesuatu.
Surat Al-Mu’minun (23) ayat 17
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami). BACA LANJUTANNYA : UFO DI PLANET LUAR BUMI MENURUT ALQURAN (KAJIAN ALQURAN) BAGIAN: 3
RELATED POST:
- UFO DI PLANET LUAR BUMI MENURUT ALQURAN (KAJIAN ALQURAN) BAGIAN: 3
- UFO DI PLANET LUAR BUMI MENURUT ALQURAN (KAJIAN ALQURAN) BAGIAN: 4
- UFO DI PLANET LUAR BUMI MENURUT ALQURAN (KAJIAN ALQURAN) BAGIAN: 5
- BENARKAH ADAM MANUSIA PERTAMA? (KAJIAN ALQURAN)
- Benarkah ada siksa kubur? benarkah sakaratul maut itu menyakitkan?
KEHIDUPAN SESUDAH MATI. BENARKAH ADA SIKSA KUBUR (KAJIAN ALQURAN)
- Apakah assunah itu hadist nabi atau hadist nabi itu pasti assunnah? sebenarnya kita ini di suruh mengikuti hadist nabi atau assunnah?
ARTI HADIST NABI DAN MAKNA ASSUNNAH (KAJIAN ALQURAN)
- ADA PERBEDAAN TERJEMAHAN ALQURAN DALAM TERJEMAHAN ALQURAN BAGIAN 1
- Home
- KAJIAN ALQURAN
- UFO DI PLANET LUAR BUMI MENURUT ALQURAN (KAJIAN ALQURAN) BAGIAN: 2
UFO DI PLANET LUAR BUMI MENURUT ALQURAN (KAJIAN ALQURAN) BAGIAN: 2
Related Post
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar